MERENCANAKAN, PELAKSANAAN DAN EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
MERENCANAKAN,
PELAKSANAAN DAN EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
NIFAS
Disusun
untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
Dosen Pengampu : Rini Kristiyanti, SSiT
Disusun oleh:
Kelompok IV
1.
Erma Firtiana (12.1132.B)
2.
Ika Zuhrotunnisa’ (12.1151.B)
3.
Mega Widia Sari (12.1166.B)
4. Mey Nurvika (12.1167.B)
5. Rofiqoh Jamillah (12.1191.B)
6. Ulfah Qurrotul Aini (12.1208.B)
Kelas
: 2C
PROGRAM STUDI DIPLOMA
III KEBIDANAN
STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2013
PRAKATA
Puji syukur
penulis ucapkan kehadiran Allah SWT, berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Merencanakan, Pelaksanaan dan Evaluasi Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Makalah ini disusun
untuk melengkapi tugas mata kuliah asuhan kebidanan pada ibu nifas
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
rendah hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. M. Arifin, S.Kep, M.Kep, Ketua STIKES Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan.
2. Pujiyati Setyaningsih, SSiT, M.Kes, Ketua Prodi D-3 Kebidanan STIKES Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan.
3. Rini Kristiyanti, SSiT
selaku dosen pengampu mata kuliah asuhan kebidanan pada ibu
nifas STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan.
4. Rekan Mahasiswi Angkatan XII Prodi D-3 Kebidanan STIKES
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
Penulis sudah
berusaha
semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini. Akan
tetapi kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk memperbaiki makalah
ini. Kami berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pihak-pihak yang membutuhkan.
Pekalongan, Oktober 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul
............……………………………………………………………..i
Prakata ……….……………………………………………………………............ii
Daftar Isi ……...………………………………………………………….............iii
Bab
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ………………………………………………..…........1
B. Rumusan
Masalah ………………………….…………………………1
C. Tujuan
Penulisan ………………………………………………...........1
D. Metode
Penulisan ………………………………………………..........2
E. Sistematika Penulisan…………………………………………….........2
Bab
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Masa Nifas..........................................................................3
B.
Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas
Normal.......................................3
C. Rencana Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.........................................6
Bab
III PENUTUP
A. Simpulan
.............................................................................................14
B. Saran
...................................................................................................14
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................15
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masa nifas merupakan masa
yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan
karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami
berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas, seperti
sepsis puerperalis.
Jika ditinjau dari penyabab kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab
kematian terbanyak nomor dua setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para
tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini. Adanya
permasalahan pada ibu akan berimbas juga kepada kesejahtaraan bayi yang
dilahirkan karena bayi tersebut tidak akan mendapatkan perawatan maksimal dari
ibunya. Dengan demikian, angka morbiditas dan mortalitas bayi pun akan semakin
meningkat.
Oleh karena itu penulis
tertarik untuk membahas mengenai merencanakan, pelaksanaan dan evaluasi asuhan
kebidanan pada ibu nifas dan membahas secara lanjut agar
terpenuhinya kesejahteraan ibu nifas.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian masa nifas?
2.
Bagaimana asuhan kebidanan pada
masa nifas normal?
3.
Apa saja rencana asuhan kebidanan
pada ibu nifas?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian masa
nifas.
2.
Untuk mengetahui asuhan kebidanan
pada masa nifas normal.
3.
Untuk mengetahui rencana asuhan
kebidanan pada ibu nifas.
D.
Metode Penulisan
Metode
penulisan makalah ini menggunakan studi pustaka dengan mencari sumber-sumber
pustaka yang relevan dengan judul. Selain itu juga sumber-sumber wacana dari
internet dan buku.
E.
Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan makalah ini sebagi berikut :
Bab
I Pendahuluan
Meliputi
: Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode
Penulisan, Sistematika Penulisan.
Bab II Isi
Meliputi
: Pengertian Masa Nifas, Asuhan Kebidanan
pada Masa Nifas Normal, Rencana Asuhan
Kebidanan pada Ibu Nifas.
Bab III Penutup
Meliputi simpulan dan saran
BAB II
ISI
A.
Pengertian Masa
Nifas
Masa nifas (puerperium)
adalah masa pulih kembali, mulai dari persalianan selesai hingga alat-alat
kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini, yaitu 6-8 minggu.
Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu:
1.
Puerperium dini
Yaitu
kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan.
2.
Puerperium
intermedial
Yaitu
kepulihan menyeluruh alat-alat genital.
3.
Remote puerperium
Yaitu
waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila senam hamil
atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin
beberapa minggu, bulan, tahun.
B.
Asuhan Kebidanan
pada Masa Nifas Normal
1.
Manajemen Ibu Post
Partum
Proses
manajemen adalah suatu pemecahan masalah yang dapat memberikan metode
pengorganosasian rangkaian pemikiran dan tindakan dalam urutan logis bagi kedua
belah pihak, yaitu pasien dan pelaksana pelayanan kesehatan.
Manajemen
post partum dapat memberi arah yang jelas untuk mengoordinasi pelayanan,
mengjarkan informasi yang penting, serta menyiapkan ibu pst partum untuk bisa
mandiri dalam merawat diri dan bayinya.
a)
Pengkajian
Pengkajian ibu post
partum berfokus pada status fisiologis dan psikologis ibu, tingkat
kenyamanannya, kurangnya pengetahuan terkait dengan kesiapan untuk belajar,
perilku bonding, serta penyesuaian terhadap transisi yang diperlukan untuk
menjadi ibu. Selain ibu, bayi juga perlu dikaji mengenai penyesuaian fisiologis
bayi terhadap lingkungan di luar rahim, kenormalan fisik, serta kemampuan orang
tua dalam memenuhi kebutuhan bayi.
b)
Identifikasi
Diagnosis
Setiap ibu dan keluarga
mengantisipasi perawatan postpartum di rumah, karenanya mereka akan memiliki
respons yang unik. Setelah menganalisis data dengan cermat, bidan dapat
menegakan diagnosis berdasarkan data, yang akan menjadi pedoman bidan dalam
menerapkan tindakan. Diagnosis yang relevan untuk ibu post partum yang dirawat
di rumah adalah sebagai berikut:
a.
Kurangya pengetahuan
tentang tanda-tanda komplikasi.
b.
Pengetahuan yang
tidak adekuat mengenai menyusui yang efektif.
c.
Keletihan yang
berhubungan dengan kurangnya istirahat.
d.
Kurang
pengetahuan/keterampilan dan harapan yang tidak realistis dalam peran menjadi orang tua.
c)
Antisipasi Timbulnya Diagnosis
atau Masalah Potensial
Merupakan
kegiatan antisipasi, pencegahan jika memungkinkan, menunggu dan waspada, serta
persiapan untuk segala sesuatau yang terjadi pada ibu postpartum yang dirawat
di rumah.
d)
Perlunya Tindakan Segera dan
Kolaborasi
Bidan
melakukan perannya sebagai penolong dan pengajar dalam mempersiapkan ibu dan
keluarganya pada masa postpartum. Bidan yang memberi perawatan postpartum di
rumah melanjutkan perawatan dalam berbagai bentuk dan cara, misalnya konseling
suportif, pengajaran, dan perujukan yang didasrkan pada tambahan berkelanjutan
ke dalam data dasar. Beberapa data dapat mengidikasi adanya situasi darurat di
mana bidan harus segsra bertindak dalam rangaka menyelamatkan jiwa pasien.
e)
Rencana Asuhan Sesuai Kebutuhan
Suatu
rencana asuhan diformulasi secara khusus untuk memnuhi kebituhan ibu dan
keluarganya. Sedapat mungkin bidan melibatkan mereka semua dalam rencana dan
mengatur prioritas serta pilihan mereka untuk setiap tindakan yang dilakukan.
Hasil akhir atau tijuan yang ingin dicapai disusun dengan istilah yang berpusat
pada pasien dan diprioritaskan dengan bekerja sama dengan ibu dan keluarga.
Tujuan yang ingin dicapai meliputi hal-hal berikut.
a.
Ibu postpartum akan mengalami
pemulihan fisiologis tanpa komplikasi.
b.
Ibu pospartum dapat menyebutkan
pengetahuan dasar yang akurat menegnai cara menyusui yang efektif.
c.
Ibu postpartum mampu
mendemonstrasikan perawatan yang tepat untuk diri dan bayinya.
d.
Orang tua akan mendemonstrasikan
interaksi yang positif satu sama y78plain
terhadap bayi dan anggota keluarga yang lain.
f)
Implementasi Langsung untuk Memenuhi Kebutuahan
Tindakan
atau implementasi dapat dikerjakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
dilaksanakan oleh ibu sendiri, keluarga, atau anggota kesehatan yang lain.
g)
Evaluasi Keefektifan Asuhan
Untuk
bisa efektif, evaluasi didasarkan pada pasien yang diidentifikasi saat
merencanakan asuhan kebidanan. Bidan bisa merasa cukup yakin bahwa asuhan yang
diberikan cukup efektif, jika hasil akhir berikut bisa dicapai.
a.
Ibu postpartum mengalami
pemulihan fisiologis tanpa komplikasi.
b.
Ibu post partum menyebutkan
pengetahuan dasar yang akurat mengenai cara menyusui yang efektif.
c.
Ibu postpartum mendemonstrasikan
perawatan yang tepat untuk diri dan perawatan bayi yang memadai.
d.
Orang tua yang baru
mendemonstrasikan interaksi yang positif terhadap satu sama lain terhadap bayi
dan anggota keluarga yang lain.
Jika bidan menentukan bahwa hasil akhir yang diharapkan
telah dicapai, maka implementasi dilanjutkan sesuai rencana. Jika data evaluasi
menunjukan bahwa hasil akhir yang diharapkan belum dicapai, maka rencana
diperbaiki.
C.
Rencana Asuhan
Kebidanan pada Ibu Nifas
1.
Evaluasi secara
terus-menerus
a.
Meninjau ulang data
Ø Catatan intrapartum dan antepartum (jika tidak diketahui atau merupakan
kunjungan pertama)
Ø Jumlah jam atau hari postpartum
Ø Catatan pengawasan dan perkembangan sebelumnya
Ø Catatan suhu, nadi, pernapasan, dan tekanan darah postpartum
Ø Catatan hasil laboratorium
Ø Catatan pengobatan
b.
Mengkaji riwayat
Ø Ambulasi: apakah ibu melakukan ambulasi, seberapa sering, apakah kesulitan,
dengan bantuan atau mandiri, apakah ibu pusing ketika melakukan ambulasi
Ø Berkemih: bagaimana frekuensinya, jumlah, apakah ada nyeri, atau disuria
Ø Defekasi: bagaimana frekuensinya, jumlah, dan konsistensinya
Ø Nafsu makan: apa yang ia makan, seberapa sering, apakah ada rasa panas pada
perut, mual, dan muntah
Ø Gangguan ketidaknyamanan atau nyeri: lokasinya, kapan, tipe nyeri, dan apa
yang dapat mengurangi nyeri tersebut
Ø Psikologis ibu: bagaimana perhatian terhadap dirinya dan bayinya, perasaan
terhadap bayinya, dan perasaan terhadap persalianan
Ø Istiraht dan tidur: apakah ibu mengalami gangguan tidur, apakah ibu
mengalami kelelahan
Ø Menyususui: bagaimana proses menyusui dikaitkan dengan dirinya dan bayi,
apakah ada reaksi antara ibu dan selama menyusui, apakah ada masalah atau
pertanyaan (misalnya, waktu menyusui, posisi, rasa sakit pada puting, atau
pembengkakan)
c.
Pemeriksaan fisik
Ø Mengukur tekanan darah, suhu, nadi, dan pernapasan
Ø Memeriksa payudara dan puting, apakah ada pembengkakan atau lecet pada
puting dan infeksi
Ø Memeriksa abdomen, terdiri dari palpasi uterus (memastikan kontraksi baik)
dan kandung kemih
Ø Memeriksa lokia: bagaiman jumlah, warna, konsistensi, dan bau
Ø Memeriksa perineum: bagaimanapenyembuhan(adakah edema, hematoma, nanah,
luka yang terbuka, dan hemoroid)
Ø Memeriksa kaki: adakah varises, edema, tanda Homan, refleks, nyeri tekan,
dan kemerahan pada betis
2.
Manajemen nyeri
Gangguan rasa nyeri dan ketidaknyamanan
masa nifas banyak terjadi, walaupun tanpa komplikasi saat melahirkan. Bidan
diharapkan dapat memberi asuhan terhadap gangguan rasa nyeri dan ketidaknyamana
tersebut, yang diuraikan sebagai berikut :
a.
After pain
After pain atau kram perut disebabkan oleh adanya serangkaian kontraksi dan
relaksasi yang terus-menerus pada uterus. Gangguan ini lebih banyak terjadi
pada wanita dengan paritas yang banyak (multipara) dan wanita menyusui. Cara yang efektif untuk mengurangai after pain adalah dengan
mengosongkan kandung kemih yang penuh yang menyebabkan kontraksi uterus tidak
optimal. Ketika kandung kemih kosong, ibu dapat telungkup dengan bantal di
bawah perut. Hal ini akan menjaga kontraksi dan menghilangkan nyeri. Beri tahu
ibu bahwa ketika ia telungkup pertama kali, ia akan merasakan kram yang hebat
sekutar 5 menit sebelum nyeri hilang. Pada keadaan ini juga diberi analgesik
(parasetamol, asam mefenamat, kodein, atau aseminofen).
b.
Pembengkakan Payudara
Pembengkakan
payudara terjadi karena adanya gangguan antara akumulasi air susu dan
meningkatkan vaskularitas dan kongesti. Hal tersebut menyebabkan penyumbatan
pada saluran limfa dan vena, terjadi pada hari ke-3 postpartum, baik pada ibu
menyusui maupun tidak menyusui, dan berakhir kira-kira 24-48 jam.
Tanda
gejala gangguan ini meliputi ibu merasa payudaranya bengkak dan mengalami
distensi, kulit payudara menjadi mengkilat dan merah, payudara hangat jika
disentuh, vena pada payudara terlihat, payudara nyeri, terasa keras, dan penuh.
Cara mengurangi pembengkakan, antara lain:
a)
Untuk ibu menyusui
·
Menyusui sesering
mungkin
·
Menyusui setiap 2-3 jam
sekali secara teratur tanpa makanan tambahan.
·
Gunakan kedua payudara
saat menyusui.
·
Gunakan air hangat pada
payudara, dengan menempelkan kain atau handuk hangat pada payudara.
·
Jika ada pembengkakan
pada aerola atau jika payudara masih terasa penuh setelah menyusui, lakukan
pengeluaran ASI secara manual.
·
Gunakan bra yang kuat
untuk menyangga payudara, pastikan bahwa bra tidasiotomi, laserasi, atau menekan payudara karena dapat menyebabkan
penekanan lebih lanjut.
·
Letakkan kantong es
pada payudara di antara waktu menyusui untuk mengurangi nyeri.
·
Minum parasetamol/
asetaminofen untuk mengurangi rasa nyeri.
b) Bagi
ibu yang tidak menyusui
·
Gunakan bra yang kuat
untuk menyangga payudara dan tepat ukurannya.
·
Letakkan kantong es
pada payudara untuk mengurangi rasa nyeri dan menghalangi aliran ASI.
·
Yakinkan diri bahwa itu
hanya terjadi selama 24-48 jam.
·
Hindari masase payudara
dan memberi sesuatu yang hangat pada payudara karena dapat meningkatkan
produksi ASI.
·
Minum parasetamol/asetaminofen
untuk menghilangkan nyeri.
c. Nyeri
Perineum
Nyeri
perineum dapat disebabkan oleh episiotomy, laserasi, dan jahitan. Sebelum
memberikan asuhan, sebaliknya bidan mengkaji apakah nyeri yang dialami ibu
normal atau ada komplikasi, seperti hematoma atau infeksi. Asuhan yang dapat
diberikan untuk nyeri perineum yaitu :
1. Letakkan
kantong es di daerah genital untuk mengurangi rasa nyeri, selama ±20 menit, 2
atau 3 kali sehari.
2. Lakukan
rendam duduk dalam air hangat atau dingin selama 10-15 cm selama 30 menit, 2
atau 3 kali sehari.
3. Lakukan
latihan kegel untuk meningkatkan sirkulasi di daerah tersebut dan membantu
memulihkan tonus otot. Untuk melakukan hal ini, bayangkan otot perineum sebagai
elevator. Ketika rileks, elevator tersebut berada di lantai satu. Secara
perlahan, kontraksikan otot untuk mengangkat kelantai dua, tiga, dan empat.
Ketika sudah mencapai lantai empat, tahan selama beberapa detik, kemudian
secara perlahan rileks kembali. Gerakan ini dapat dilakukan kapanpun.
4. Minum
paracetamol atau asetaminofen untuk mengurangi nyeri.
3.
Manajemen infeksi
a.
Infeksi genital
Ibu berisiko mengalami
infeksi postpartum karena adanya luka pada area pelepasan plasenta, laserasi
pada saluran genital, dan episiotomi pada perineum. Penyebab infeksi adalah
bakteri endogen dan eksogen. Faktor predisposisi infeksi meliputi nutrisi yang
buruk, defisiensi zat besi, persalinan lama, ruptur membran, episiotomi, atau
seksio sesaria.
Gejala klinis
endometritis tampak pada hari ke-3 postpartum disertai suhu yang mencapai 39
derajat celcius, takikardia, sakit kepala, kadang terdapat uterus yang lembek.
Untuk itu, ibu harus diisolasi. Infeksi genital dapat dicegah dengan menjaga
kebersihan di daerah vulva, vagina, dan perineum. Pembalut harus diganti dengan
teratur dan sering. Hal ini untuk menghindari gesekan antara anus dan vulva
ketika mengangkat pembalut karena dapat memindahkanorganisme dari anus sehingga
mengontaminasi vulva dan perineum. Ketika melepaskan pembalut harus dari arah
depan ke belakang.
b.
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih
dapat terjadi karena kurang menjaga kebersihan dan lebih sering terjadi jika
terdapat retensi urine, kurangnya asupan cairan dan latihan. Ibu dianjurkan
untuk menjaga kebersihan vulva, tidak menahan kencing, minum lebih banyak, melakukan
latihan, dan menghindari konstipasi.
c.
Infeksi saluran pernapasan atas
Bidan yang sedang flu
berat seharusnya tidak dekat ibu dan bayi atau menggunakan masker jika berada
di dekat mereka, sehingga tidak terjadi infeksi silang. Demikaian juga dengan
anggota keluarga yang sedang sakit.
d.
Infeksi payudara
Infeksi payudara seperti
mastistis dan abses dapat terjadi karena manajemen laktasi yang tidak benar
yang dapat menyebabkan trauma pada puting sehingga merupakan tempat masuknya
kuman patogen. Hal ini dapat dicegah dengan manajemen laktasi yang benar dan
menyusui bayinya on demand.
4.
Manajemen cemas
Peran bidan di sini menjelaskan pada ibu
dan suaminya tentang bagaimana mengatasi rasa cemas selama masa nifas, antara
lain:
a.
Bidan dapat memperhatikan dan
memberi ucapan selamat atas kehadiran bayinya yang dapat memberi perasaan
senang pada ibu.
b.
Dalam memberikan dukungan, bidan
dapat melibatkan suami, keluarga, dan teman dalam merawat bayinya sehingga
beban ibu berkurang. Hal ini akan menciptakan hubungan baik antara ibu dan
keluarga, ibu dan bidan, atau bidan dan keluarga.
c.
Bidan dapat memberi informasi
atau konseling mengenai kebutuhan ibu selama periode ini, sehingga membangun
kepercayaan diri ibu dalam perannya sebagai ibu.
d.
Bidan dapat mendukung pendidikan
kesehatan, termasuk pendidikan dalam perannya sebagai orang tua.
e.
Bidan dapat membantu dalam
hubungan ibu dan bayinya serta penerimaan bayi dalam keluarga.
f.
Bidan juga dapat berperan sebagai
teman bagi ibu dan keluarga dalam memberi nasihat:
v Bagi ibu
· Ibu dianjurkan
untuk mendidik dirinya. Bila ada riwayat depresi dalam keluarga, ibu berisiko
mengalami depresi setelah melahirkan. Ibu harus mengetahui tanda-tandanya.
Depresi ini dapat diobati.
· Ibu dianjurkan menerima apa yang dirasakan. Perubahan yang tiba-tiba atau
mood swings merupakan hal yang normal setelah melahirkan. Sharon Thomson, Ph.D,
seorang ahli psikologi di jaringan CIGNA Behavioral Health, berpendapat,
“Izinkan diri Anda untuk berbicara mengenai perasaan, baik yang positif maupun
yang negatif”.
· Ibu dianjurkan berterus terang. Dr.Thomson mengusulkan agar ibu meminta
pertolongan sehubungan dengan bayi barunya. Tidak saja untuk hal-hal yang
bersifat fisik, tetapi juga untuk dukungan emosional. Dengan mampu mengatakan,
“Saya perlu istirahat. Maukah Anda mengawasi bayiku?” Orang akan mudah menolong
bila mereka tahuapa yang Anda butuhkan.
v Bagi keluarga
Menurut
Dr.Thomson, bidan harus menjadi orang yang penuh perhatian. Dengarkan ungkapan
perasaan ibu, tetapi jangan memperbaikinya. Katakan padanya bahwa Anda
memperhatikannya.
g.
Waspadai gejala depresi. Tanyakan
pada ibu apa yang ia rasakan serta apakah ia dapat makan dan tidur dengan nyaman.
5.
Bantu ibu menyusui
Menyusui adalah cara terbaik bagi ibu dan
bayinya. Jika ibu merasa kebingungan apakah dia ingin menyusui atau tidak,
mintalah dia untuk mencoba menyusui hanya untuk minggu-minggu atau bulan-bulan
pertama. Bahkan sedikit saja waktu untuk menyusui masih lebih baik dari pada
tidak sama sekali. Pastikan ibu memahami jika dia menyusui bayinya, maka:
a.
Rahimnya akan lebih cepat pulih
ke ukuran semula.
b.
Bayinya lebih tahan dari serangan
diaer atau penyakit lainnya.
c.
Ibu bisa menghemat pengeluaran
uang karena susu formula jelas lebih mahal.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Masa nifas merupakan sesuatu yang
fisiologis terjadi terhadap ibu setelah melahirkan. Masa dimana semua organ
kandungan akan kembali seperti sebelum terjadinya kehamilan.
Namun, ternyata tidak semua ibu akan
mengalami masa nifas yang fisiologis. Ada juga ibu yang mengalami masa nifas
yang berisiko untuk terjadinya sebuah infeksi, penyakit bahkan kematian. Perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi asuhan kebidanan pada ibu nifas harus dilakukan secara terus-menerus untuk
memantau kesehatan dan mengatasi permasalahan pada ibu nifas.
B.
Saran
1.
Salah satu cara untuk mengurangi
angka mortalitas dan morbiditas pada ibu postpartum, tenaga kesehatan perlu memberikan
perencanaan, pelaksanaan asuhan kebidanan ibu nifas secara komprehensif.
2.
Untuk menindaklanjuti asuhan yang
telah diberikan, tenaga kesehatan perlu melakukan evaluasi secara
terus-menerus, memantau perkembangan kesehatan pada ibu nifas.
3.
Keluarga memiliki peran penting dalam memberikan dukungan
psikososial ibu nifas, karena pada masa ini ibu memerlukan perhatian lebih
untuk proses pemulihan.
DAFTAR PUSTAKA
Bayihatun. 2009. BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL.Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta
Salafy. 2013. Permasalahan Pasca Persalinan Bagian 3 (Permasalahan Terkait Nifas) Infeksi Nifas. Available on http://salafy.web.id/permasalahan-pasca-persalinan-bagian-3-permasalahan-terkait-nifas-infeksi-nifas-563.htm. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2013 pukul 10.30 WIB.
Saleha, Siti.
2009. ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS.
Salemba Medika: Jakarta
0 Response to "MERENCANAKAN, PELAKSANAAN DAN EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS"
Post a Comment