Makalah ASKEB Kegawatdaruratan pada KET
ASUHAN
KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. C
DENGAN
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU DI BPM NY. B KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN
Makalah
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal
KELAS
2 C
Ika Zuhrotunnisa’ (12.1151.B)
Insyiraah Echa Rosada (12.1154.B)
PRODI
DIPLOMA III KEBIDANAN
STIKES
MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2014
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL ........................................................................................ i
DAFTAR
ISI..................................................................................................... ii
PRAKATA ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan
Penulisan .................................................................... 2
D. Sistematika
Penulisan ............................................................ 3
BAB
II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Kehamilan Ektopik Terganggu ............................ 4
B. Penyebab
Kehamilan Ektopik Terganggu .............................. 4
C. Klasifikasi
Kehamilan Ektopik Terganggu ............................ 5
D. Tanda
Gejala Kehamilan Ektopik Terganggu ........................ 6
E. Patofisiologi
Kehamilan Ektopik Terganggu.......................... 6
F. Diagnosis
Kehamilan Ektopik Terganggu.............................. 7
G. Komplikasi
Kehamilan Ektopik Terganggu ……................... 8
H. Penanganan
Kehamilan Ektopik Terganggu …….................. 9
BAB
III TINJAUAN KASUS................................................................... 11
BAB
IV PEMBAHASAN ......................................................................... 20
BAB
V PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................... 22
B. Saran
...................................................................................... 24
LEMBAR
MATRIKS ...................................................................................... 25
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................ 34
PRAKATA
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil‘alamin,
puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan pada Kasus Kehamilan Ektopik Terganggu.
Penulisan
makalah merupakan salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal Neonatal.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
- Bapak Mokhamad Arifin, SKp., Mkep, Ketua STIKES Muhammadiyah Pekajangan beserta Wakil Ketua yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
- Ibu Nina Zuhana, SST dan Ibu Suparni SST dosen pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini.
Dalam
penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
Pekalongan, Maret 2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di Indonesia komplikasi
kehamilan trimester pertama dalam bentuk kehamilan ektopik tidak jarang
ditemui. (Prafitri: 1)
Kehamilan
ektopik menjadi penyebab tersering mortalitas ibu pada trimester pertama. Akan
tetapi, angka kefatalan kasus meurun secara bermakna antara tahun 1970 dan
1989. Penurunan drastis kematian akibat kehamilan ektopik ini mungkin
disebabkan oleh membaiknya diagnosis dan penatalaksanaan. (Leveno et. Al, 2009:
67).
Serta
kehamilan karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan diagnosis
dini dengan persediaan darah yang cukup. Hellman dkk., (1971) melaporkan 1
sematian dari 826 kasus, dan Willson dkk (1971) 1 diantar 591 kasus. Tetapi
bila pertolongan terlambat, angka kematian dapat tinggi. Sjahid dan
Martohoesodo (1970) mendapatkan angka kematian 2 dari 120 kasus. Penderita
mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengaami kehamilan ektopik kembali.
Selain itu, kemungkinan untuk hamil akan menurun. Hanya 60% wanita yang pernah
mengalami kehamilan ektopik terganggu dapat hamil lagi, walaupun angka
kemandulannya akan jadi lebih tinggi. Angka kehamilan ektopik yang berulang
dilaporkan berkisar antara 0-14,6%. Kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan
adalah sekitar 50%. (Sujiatini et. Al, 2009: 50)
Kehamilan
ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya karena tempat implantasinya tidak
memberikan kesempatan untuk tumbuh kembang mencapai aterm. Perjalanan klinik
kehamilan ektopik bervariasi, sehingga bidan dapat dimintai pertolongan
pertama. Oleh karena itu, bidan di daerah pedesaan perlu mengetahui kemungkinan
terganggunya kehamilan ektopik, sehingga dapat melakukan rujukan medis.
(Manuaba, 1998: 232)
Berdasarkan data di
atas, angka kejadian kehamian ektopik terganggu di Indonesia masih menjadi
permasalahan. Oleh karena itu, penulis mengambil judul “Asuhan Kebidanan Ibu
Hamil pada Ny. C dengan Kehamilan di Ektopik Terganggu BPM Ny. B Kecamatan
Kajen Kabupaten Pekalongan” .
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang tersebut
dirumuskan masalah “Bagaimana Penerapan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Kehamilan
Ektopik Terganggu di BPM Ny.B Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan?”
Ruang lingkupnya yaitu dengan adanya fasilitas pelayanan pemeriksaan ibu
hamil yang ada di BPM Ny. B maka sebagai
batasan dalam penyusunan makalah ini penulis hanya membatasi tentang Asuhan
Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. C dengan kehamilan ektopik terganggu di BPM Ny.B Kecamatan
Kajen Kabupaten Pekalongan.
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Tujuan Umum
Setelah
melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu
diharapkan penulis mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan kewenangan
bidan.
2.
Tujuan Khusus
a.
Dapat melakukan
pengkajian dengan mengumpulkan semua data baik melalui pemeriksaan fisik dan
penunjang yang dibutuhkan untuk menilai keadaan pasien secara menyeluruh pada
ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu.
b.
Dapat melakukan
interpretasi data dengan tepat pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik
terganggu.
c.
Dapat
mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial pada ibu hamil dengan kehamilan
ektopik terganggu.
d.
Dapat memberikan
atau melaksanakan tindakan segera atau anticipatory pada ibu hamil dengan kehamilan
ektopik terganggu.
e.
Dapat
merencanakan asuhan kebidanan yang tepat pada ibu hamil dengan kehamilan
ektopik terganggu.
f.
Dapat
melaksanakan atau dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kehamilan
ektopik terganggu.
g.
Dapat
mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada ibu hamil dengan kehamilan
ektopik terganggu.
D.
Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini sebagi
berikut :
Bab I Pendahuluan
Meliputi: Latar
Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Sistematika Penulisan.
Bab II Tinjauan Teori
Meliputi: Pengertian Kehamilan Ektopik
Terganggu, Penyebab Kehamilan Ektopik Terganggu, Klasifikasi Kehamilan Ektopik
terganggu, Tanda Gejala Kehamilan Ektopik Terganggu, Patofisiologi Kehamilan Ektopik
terganggu, Diagnosis Kehamilan Ektopik terganggu, Komplikasi Kehamilan Ektopik
terganggu, dan Penanganan Kehamilan Ektopik terganggu.
Bab III Tinjauan Kasus
Meliputi: Pengkajian
Bab
IV Pembahasan
Bab
V Penutup
Meliputi: Simpulan dan saran.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A.
Pengertian
Kehamilan Ektopik Terganggu
Istilah
ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa
Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada
diuar tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus
atau pecah dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka
kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu. (Sujiyatini et. Al, 2009:
46)
Kehamilan
ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus. Tuba
fallopii merupakan tempat tersering terjadinya implantasi kehamilan ektopik
(lebihdari 90%). (Saifuddin, et. Al, 2011: M15)
Sedangkan
kehamilan ektopik terganggu, ialah kehamilan ektopik yang mengalami gangguan,
dapat berupa abortus atau ruptur tuba dan hal ini dapat berbahaya bagi wanita
tersebut. (Mochtar, 1998: 226)
B.
Penyebab
Kehamilan Ektopik Terganggu
Kehamilan
ektopik terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari indung telur
(ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi faktor resiko yang
diperkirakan sebagai penyebabnya adalah:
a. Infeksi
saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada motilitas saluran
telur.
b. Riwayat
operasi tuba
c. Cacat
bawaan pada tuba
d. Kehamilan
ektopik sebelumnya
e. Aborsi
tuba dan pemakaian IUD
f. Kelainan
zigot yaitu kelainan kromosom
g. Bekas
radang pada tuba
h. Operasi
plastik pada tuba
i.
Abortus buatan (Sujiyatini, et. Al,
2009: 47)
j.
Tumor rahim yang menekan tuba
k. Uterus
hipoplastis
l.
Gangguan fungsi rambut getar (silia)
tuba
m. Endometriosis
tuba
n. Tumor
lain yang menekan tuba
o. Migrasi
eksterna dari ovum
p. Perlekatan
membrana granulosa
q. Rapid
cell devision
r.
Migrasi interna ovum (Mochtar, 1998:
228)
C.
Klasifikasi
Kehamilan Ektopik Terganggu
Berdasarkan
tempat implantasinya kehamilan ektopik:
a. Pars
Interstisial Tuba
b. Pars
Ismika Tuba
c. Pars
Ampularis Tuba
d. Kehamilan
infundibulum tuba
e. Kehamilan
abdominal primer sekunder (Manuaba, 1998 :232)
Menurut Titus klasifikasi pembagian
tempat-tempat terjadinya kehamilan ektopik adalah:
a. Kehamilan
tuba
1) Interstisial
(2%)
2) Isthmus
(25%)
3) Ampula
(55%)
4) Fimbrial
(17%)
b. Kehamilan
ovarial (0,5%)
c. Kehamilan
abdominal (0,1%)
1) Primer
2) sekunder
d. Kehamilan
Tubo-ovarial
e. Kehamilan
intraligamenter
f. Kehamilan
servikal
g. Kehamilan
tanduk rahim rudimenter (Mochtar, 1998:227-228)
D.
Tanda
Gejala Kehamilan Ektopik Terganggu
Gejala dan tanda
kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda dari perdarahan yang banyak
tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas
sehingga sukar membuat diaognosanya. Gejala dan tanda tergantung pada lamanya
kehamilan ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan,
derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil.
(Sujiyatini, et. Al, 2009:48)
Beberapa tanda gejala
yang biasanya muncul menurut Leveno 2009, yaitu:
a. Nyeri
daerah panggul dan perut
b. Haid
abnormal:
Amenorea dengan bercak-bercak perdarahan
pervagina
c. Nyeri
tekan abdomen dan panggul
d. Perubahan
uterus
e. Tekanan
daran akan turun dan nadi meningkat.
f. Suhu
dapat meningkat hingga 380C
g. Massa
panggul
h. Kuldosentesis
(douglas pungsi)
Mochtar menambahkan adanya beberapa
tanda dan gejala lain:
i.
Tanda cullen: sekitar pusat atau linea
alba kelihatan biru hitam dan lebam
j.
Pada pemeriksaan dalam terdapat: nyeri
goyang porsio, douglas crise dan cavum doglas menonjol.
k. Pada
palpasi perut ada tanda-tanda perdarahan intraabdominal.
E.
Patofisiologi
Kehamilan Ektopik Terganggu
Prinsip patofisiologi
yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam
perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba
tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada
beberapa kemungkinan akibat dari hal ini:
a. Kemungkinan
“tubal abortion”, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal
(fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan
ampula, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya
tidak begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba.
b. Kemungkinan
ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari distensi
berlebihan tuba.
c. Faktor
abortus ke dalam lumen tuba. Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum
berimplantasi pada istmus dan biasanya pada kehamilan muda. Ruptur dapat
terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam
hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit
hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian. (Sujiyatini, et. Al, 2009:
47-48)
F.
Diagnosis
Kehamilan Ektopik Terganggu
Menurut Wiknjosastro, Buku Ilmu Kandungan (2005), Kesukaran membuat diagnosis yang pasti pada kehamilan ektopik,
gejala-gejala kehamilan ektopik beraneka ragam, sehingga pembuatan diagnosis
kadang-kadang menimbulkan kesukaran yang terpenting dalam pembuatan diagnosis
kehamilan ektopik ialah supaya pada pemeriksaan penderita selalu waspada
terhadap kemungkinan kehamilan ini. Menurut Saifuddin, Buku pelayanan kesehatan maternal dan neonatal 2002, Pemeriksaan untuk
membantu diagnosis:
a.
Tes
kehamilan
b.
Pemeriksaan umum, dapat ditemukan. Pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya
sedikit mengembung dan nyeri tekan.
c.
Anamnesis
kehamilan muda nyeri perut bagian bawah.
kehamilan muda nyeri perut bagian bawah.
d.
Pemeriksaan
ginekologi, Bila uterus dapat diraba, maka akan teraba sedikit membesar dan
kadang teraba tumor disamping uterus dengan batas yang sukar
ditentukan.
e.
Pemeriksaan laboratorium
diagnosis kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda perdarahan dalam ronggan perut.
diagnosis kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda perdarahan dalam ronggan perut.
f.
Pemeriksaan
kuldosentesis
Douglas ada darah, cara ini amat berguna dalam membantu diagnosis kehamilan ektopik terganggu.
Douglas ada darah, cara ini amat berguna dalam membantu diagnosis kehamilan ektopik terganggu.
g.
Pemeriksaan
ultra sonografi
apa bila ditemukan kantong gestasi diluar uterus yang didalam nya tampak denyut jantung janin.
apa bila ditemukan kantong gestasi diluar uterus yang didalam nya tampak denyut jantung janin.
h.
Pemeriksaan
laparoskopi
Diagnosis
Banding
Menurut
Sarwono Prawirohardjo, Buku pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
2002.
1)
Abortus
imminens
2)
Penyakit
radang panggul (akut / kronik)
3)
Torsi kista
ovaril
G.
Komplikasi
Kehamilan Ektopik Terganggu
Komplikasi yang dapat
terjadi yaitu:
a.
Pada pengobatan konservatif, yaitu bila
kehamilan ektopik terganggu telah lama berlangsung (4-6 minggu), terjadi
perdarahan ulang, ini merupakan indikasi operasi.
b.
Infeksi
c.
Sterilitas
d.
Pecahnya tuba fallopii
e.
Komplikasi juga tergantung dari lokasi
tumbuh berkembangnya embrio. (sujiatini, et. Al, 2009: 50)
f.
Sub illeus karena massa pelvis (Mochtar,
1998: 234)
H.
Penanganan
Kehamilan Ektopik Terganggu
Penanganan kehamilan
ektopik pada umumnya adalah laparatomi. Pada laparatomi perdarahan selekas
mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber
perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga
perut sebanyak mungkin dikeluarkan dalam tindakan demikian, beberapa hal yang
harus dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan
penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini
menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang
terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG
(kuantitatif).
Peningkatan kadar HCG
yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum
terangkat. Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan transfusi,
infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan
anti inflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin
supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit.
(Sujiyatini, et. Al, 2009: 49)
Menurut Leveno 2009,
penanganannya antara lain:
a. Penanganan
menunggu, sebagian memilih mengamati kehamilan tuba yang sangat dini dengan kadar
β-HCG serum yang stabil atau turun. Hampir sepertiga dari wanita dengan
kehamilan ektopik akan memperlihatkan penururnan kadar β-HCG.
b. Imunoglobulin
anti-D, jika wanita yang bersangkutan D negatif, tetapi belum tersensitisasi
antigen D maka ia perlu diberi imunoglobulin anti-D
c. Kuretase,
pada banyak kasus aborsi inklompet dan kehamilan tuba dapat dibedakan dnegan
kuretase. Kuretase dianjurkan jika kadar progesteron serum dari 5 µg/ml atau
βHCG meningkat secara abnormal.
Menurut
Prafitri tahun 2008, penanganannya yaitu:
a. Operatif
Penanganann kehamilan ektopik pada
umumnya adalah laparatomi. Namun harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu:
kondisi pasien saat itu, kondisi anatomik organ pelvis, keinginan penderita
akan organ reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik, kemampuan teknik pembedahan
mikro dokter operator, kemampuan teknologi fertilisasi in vitro setempat.
Pada kehamilan tuba dilakukan
salpingostomi, partial salpingektomi, salpingektomi, atau salpingo-ooforektomi,
dengan mempertimbangkan: jumlah anak, umur, lokasi KET, umur kehamilan dan
ukuran produk kehamilan.
b. Kemoterapi
Pada kasus kehamilan ektopik di pars
ampularis yang belum pecah pernah dicoba ditangani dengan kemoterapi untuk
menghindari tindakan pembedahan. Kriteria kasusnya yaitu:
1) Kehamilan
di pars ampularis tuba beum pecah
2) Diameter
kantung distansi kurang dari 4 cm
3) Perdarahan
dalam rongga perut kurang dari 100 ml
4) Tanda
vital tetap stabil dan baik.
Obat
yang digunakan adalah methotrexate 1 mg/kg IV dan citrovorum faktor 0,1 mg/kg
IM berselang-seling selama 8 hari. Metrotreksate bekerja mempengaruhi sintesis
DNA dan multiplikasi sel dengan menginhibisi kerja enzim dihydrofolate
reduktase, maka selanjutnya akan menghentikan proliferasi trofloblas.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. C
DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU
DI BPM NY. B
Tanggal / Jam / Pasien Masuk : 15 februari 2014 / 14.00 WIB
Tanggal /Jam / Pengkajian : 15 Februari 2014 / 14.05
WIB
Tempat : BPM NY. B
No. Register/No. RM : -
PENGKAJIAN
I. Data Subyektif
A.
Biodata Klien
1.
Identitas Ibu
Nama
: Ny. C
Umur : 25
tahun
Agama :
Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu
rumah tangga
Suku bangsa : Jawa
Indonesia
Alamat :
Perum Indah Kajen
2.
Identitas suami
Nama ayah : Tn. E
Umur : 30
tahun
Agama :
Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :
Buruh
Suku bangsa : Jawa
Indonesia
Alamat :
Perum Indah Kajen
A.
Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
B.
Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluh nyeri perut bagian bawah dengan mengeluarkan
darah sedikit (flek) pada celana dalam.
C.
Riwayat Menstruasi
1.
Menarche : 13 tahun
2.
Siklus :
± 28 hari
3.
Lama : 5-7 hari
4.
Banyak :
2 x ganti pembalut sehari
5.
Keluhan :
tidak ada
6.
Keputihan : tidak ada
7.
HPHT : 15 Desember 2013
D.
Riwayat Perkawinan
1.
Menikah :
ya
2.
Umur waktu menikah :
24 tahun
3.
Pernikahan ke :
1
4.
Lama Pernikahan :
1 tahun
E.
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang
Lalu
No
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
|||||||||
Umur Kehamilan
|
Keadaan
|
Tempat
|
Penolong
|
Jns Persalinan
|
By lsg
Menangis
|
JK
|
BB
|
PB
|
Cacat Bawaan
|
Keadaan
|
|
1.
|
Nifas
|
Keadaan
Anak Sekarang
|
||||
Lochea
|
Lactasi
|
Involusi
|
Keadaan
|
Umur
|
Keadaan
|
F.
Riwayat Keluarga Berencana
1.
Pernah KB :
belum pernah
2.
Jenis kontrasepsi :
tidak dikaji
3.
Lama penggunaan :
tidak dikaji
4.
Alasan dilepas :
tidak dikaji
5.
Keinginan KB yang akan datang : KB implan
G.
Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT :
15 Desember 2013
HPL :
22 September 2014
BB sebelum hamil :
47 kg
No
|
Keterangan
|
Trimester
I
|
Trimester
II
|
Trimester
III
|
1.
|
ANC
/ di
|
1
x di bidan
|
||
2.
|
Keluhan
|
Mual
muntah, nyeri perut bagian bawah
|
||
3.
|
Pesan
Nakes
|
Makan
sedikit tapi sering dan istirahat yang cukup
|
||
4.
|
Imunisasi
TT
|
Belum
dilakukan
|
||
5.
|
Tablet
Fe
|
Tablet
Fe, B6 habis dengan air putih
|
||
6.
|
Kenaikan
BB
|
1
kg
|
||
7.
|
Gerakan
janin
|
Belum
ada
|
H.
Riwayat Kesehatan
1.
Riwayat kesehatan ibu
a.
Riwayat penyakit sebelum hamil
Ibu mengatakan bahwa ibu sebelum hamil tidak pernah sakit apapun yang
mengganggu keadaan umumnya dan tidak mempunyai penyakit tekanan darah tinggi.
b.
Riwayat penyakit selama hamil
Ibu mengatakan bahwa ibu selama hamil tidak pernah sakit yang mengganggu
kehamilannya.
c.
Riwayat penyakit menular
Ibu mengatakan bahwa ibu tidak mempunyai penyakit menular seperti
penyakit kuning, batuk lebih dari 3 minggu dan malaria.
d.
Riwayat penyakit menurun
Ibu mengatakan bahwa ibu tidak mempunyai penyakit menurun seperti
jantung, tekanan darah tinggi, kencing manis, dan sesak napas.
2.
Riwayat kesehatan keluarga
a.
Riwayat penyakit menular pada keluarga
Ibu mengatakan bahwa dari keluarga suaminya dan keluarganya tidak ada
yang mempunyai penyakit menular seperti penyakit kuning, batuk lebih dari 3
minggu dan malaria.
b.
Riwayat penyakit menurun pada keluarga
Ibu mengatakan bahwa dari keluarga ibu dan keluarga suaminya tidak ada
yang mempunyai penyakit menurun seperti kencing manis, sesak napas, tetapi dari
keluarga ibu ada yang mempunyai tekanan darah tinggi.
c.
Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan bahwa baik dari keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan
kembar.
I.
Riwayat Psikososial
1.
Penerimaan pasien terhadap kehamilan
Ibu mengatakan bahwa ibu sangat senang dengan kehamilannya ini, karena
ibu sudah mengharapkannya.
2.
Penerimaan keluarga terhadap kehamilan
Ibu mengatakan bahwa keluarga juga senang dengan kehamilan ibu.
3.
Rencana pengasuhan anak
Ibu mengatakan bahwa setelah anaknya lahir, akan dirawat dan diasuh
sendiri oleh dirinya dan dibantu oleh keluarga.
4.
Budaya keluarga yang dianut terhadap kehamilan
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak menganut budaya berpantang
makanan.
J.
Pola Kehidupan Sehari-hari Sebelum dan Selama
Sakit
No
|
Keterangan
|
Sebelum hamil
|
Selama hamil
|
1.
|
Nutrisi
|
||
a.
Pola makan/banyaknya
|
3x/hari, 1 piring
|
3x/hari, 1 piring
|
|
Pola minum/banyaknya
|
6 x/hari,
gelas belimbing
|
7-8 x/hari,
gelas belimbing
|
|
b.
Keluhan
|
Tidak ada
|
Mual muntah
|
|
c.
Makanan dan
minuman yang sering
dikonsumsi
|
Nasi, lauk, sayur, air putih, teh
|
Nasi, lauk, sayur, air putih,
teh, susu
|
|
2.
|
Eliminasi
|
||
a.
Pola BAB
Konsistensi
Keluhan
|
1-2 /hari
Lunak
Tidak ada
|
1x/hari
Lunak
Tidak ada
|
|
b.
Pola BAK
Warna
Keluhan
|
5-6 x/hari
kuning jernih
Tidak ada
|
10-11 x/hari
kuning jernih
Tidak ada
|
|
3.
|
Istirahat
|
||
a.
Lamanya
|
Siang ±1-2 jam,
Malam ±6 jam
|
Siang ± 2 jam
Malam ± 7-8 jam
|
|
4.
|
Aktivitas
|
||
a.
Kegiatan di rumah
|
Menyapu, mencuci,
Memasak, belanja
|
Menyapu, memasak,
Mencuci
|
|
b.
Kegiatan diluar rumah
|
Belanja
|
Belanja
|
|
c.
Kegiatan yang
Melelahkan
|
Mencuci
|
Mencuci
|
|
5.
|
Seksual
|
||
a.
Frekuensi
|
2x/minggu
|
1x/minggu
|
|
b.
Keluhan
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
|
6.
|
Kebiasaan buruk yang
mempengaruhi kesehatan
|
||
a.
Minum-minuman keras
|
Tidak pernah
|
Tidak pernah
|
|
b.
Merokok
|
Tidak pernah
|
Tidak pernah
|
|
c.
Minum kopi
|
Tidak pernah
|
Tidak pernah
|
|
d.
Minum softdrink
|
Tidak pernah
|
Tidak pernah
|
|
e.
Memakai obat-obatan
|
Tidak pernah
|
Tidak pernah
|
|
f.
Memakai pakaian ketat
|
Tidak pernah
|
Tidak pernah
|
|
g.
Memakai sepatu/sandal yang
berhak tinggi
|
Tidak pernah
|
Tidak pernah
|
K. Pengetahuan Tentang Kehamilan dan
Persalinan
1.
Pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi dan cairan Ibu
hamil
Ibu mengatakan bahwa selama hamil harus makan dan
minum yang cukup terutama yang bergizi
dan tidak berpantang makanan.
2.
Pengetahuan tentang kebutuhan istirahat dan aktivitas
Ibu mengatakan bahwa selama hamil kebutuhan
istirahat lebih banyak dan tidak boleh kelelahan.
3.
Pengetahuan tentang perawatan payudara
Ibu mengatakan bahwa belum mengetahui tentang
perawatan payudara.
4.
Pengetahuan tentang senam hamil
Ibu mengatakan bahwa belum mengetahui
tentang senam hamil.
5.
Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dan
penanganannya
Ibu mengatakan bahwa belum mengetahui
tentang tanda bahaya kehamilan.
6.
Pengetahuan tentang tanda-tanda persalinan
Ibu mengaatakan bahwa sudah mengetahui
tanda-tanda persalinan seperti perut kenceng-kenceng, air kawah pecah.
II. Data Objektif
A. Data Umum
1.
KU : Baik
2.
Kesadaran : Composmentis
3.
BB sekarang : 48 kg
4.
LILA : 23 cm
5.
Tinggi badan : 157 cm
6.
HPL :
22 September 2014
B. Tanda-tanda vital
1.
Tekanan darah : 100/70
mmHg
2.
Nadi :
88 x/menit
3.
Suhu :
38°C
4.
Respirasi :
20 x/menit
C. Status Present
1.
Kepala :
rambut hitam, bersih, tidak ada
ketombe, tidak rontok, tidak ada kutu.
2.
Wajah :
tidak pucat dan tidak kuning
3.
Mata :
Simetris konjungtiva merah muda,
sklera putih, fungsi penglihatan baik.
4.
Hidung :
septum di tengah, tidak ada sekret,
tidak ada cairan.
5.
Mulut :
bibir lembab, tidak pecah-pecah, tidak
ada sariawan.
6.
Telinga :
simetris, tidak ada serumen, tidak ada
cairan.
7.
Leher :
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
dan vena jagularis.
8.
Dada :
simetris, pernafasan teratur, tidak ada
bunyi rhonkhi.
9.
Payudara : simetris, tidak ada bekas luka operasi,
tidak ada benjolan.
10. Abdomen
: simetris,
tidak ada bekas luka operasi, tidak nyeri ulu hati.
11. Ex.
atas : simetris, tidak oedem, tidak pucat, kapillary refill < 2
detik, jari-jari lengkap.
12. Ex.
bawah : simetris, tidak oedem, akral hangat, kapillary refill < 2
detik, jari-jari lengkap.
13. Punggung : tidak
ada kelainan bentuk punggung dan tidak ada nyeri ketuk ginjal.
14. Genetalia : tidak
diperiksa
15. Anus : tidak diperiksa
D. Status Obstatri
1.
Muka : tidak
ada cloasma gravidarum, tidak oedem.
2.
Payudara :
ada hiperpigmentasi aerola, puting
susu menonjol, tidak ada massa, ASI belum keluar.
3.
Abdomen :
a.
Inspeksi :
ada linea nigra, tidak ada striae gravidarum.
b.
Palpasi Leopold :
Leopold I : teraba tegang dan perut bagian
bawah sedikit mengembung.
Leopold II : tidak dikaji
Leopold III : tidak dikaji
Leopold IV : tidak dikaji
c.
Auscultasi DJJ :
tidak dikaji (Normal = 120-160 x/menit)
d.
TFU Mc.Donal :
tidak dikaji
e.
TBJ
: tidak dikaji
4.
Panggul Luar
a.
Distansia Spinarum :
Tidak dikaji (normal 23-26 cm)
b.
Distansia Cristarum :
Tidak dikaji (normal 26-29 cm)
c.
Distansia Tuberum :
Tidak dikaji (normal 10-11,5 cm)
d.
Conjugata Eksterna :
Tidak dikaji (normal 18-20 cm)
e.
Lingkar Panggul :
Tidak dikaji (normal 80-100 cm)
5.
Genetalia : dilakukan
pemeriksaan genetalia eksterna menggunakan spekulum terlihat adanya darah di
kavum douglas dan terdapat sedikit pengeluaran darah atau flek-flek hitam ke
coklatan
6.
VT : nyeri goyang porsio dan kavum douglas
menonjol dan nyeri tekan
E. Pemeriksaan Penunjang
1.
Hb
: 9 gr%
2.
Protein urin
: tidak diperiksa
3.
Urin reduksi
: tidak diperiksa
BAB
IV
PEMBAHASAN
Setelah
penulis menerapkan Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil patologi pada Ny. C dengan kehamilan
ektopik terganggu BPM Ny. B pada tanggal 15 Februari 2014, maka ada beberapa
hal yang akan penulis uraikan pada bab
pembahasan ini, dimana penulis akan membandingkan antara teori dengan kasus.
Pada
kasus Ny. C ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu ini ditandai dengan nyeri perut bagian bawah dan
mengeluarkan darah sedikit (flek) berwarna coklat pada celana dalamnya. Keluhan
yang dirasakan ibu merupakan salah satu tanda kehamilan ektopik terganggu
menurut Leveno 2009.
Diagnosa
kebidanan untuk Ny. C hamil dengan kehamilan ektopik terganggu ditegakkan
berdasarkan tanda dan gejala yang didapat pada saat pengkajian. Dari data
subjektif didapatkan keterangan bahwa ibu sering merasakan mual, nyeri perut
bagian bawah dan ibu mengeluarkan sedikit flek berwarna coklat.
Serta
dari data objektif didapatkan pada pemeriksaan tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi
88 x/menit, suhu 380C, perut bagian bawah kembung (Jones, 2001: 107)
dan pada pemeriksaan dalam teraba kavum douglas menonjol, nyeri tekan serta
nyeri goyang porsio (leveno, et. Al, 2009). Diagnosa potensial untuk kehamilan
dengan kehamilan ektopik terganggu dari kasus diatas adalah shock hipofolemik
Tindakan
segera pada Ny. C yaitu rujuk ke rumah sakit. Tetapi sebelum dilakukan rujukan,
terlebih dahulu persiapkan BAKSOKUDA, pasang infus RL 500 ml dalam 15 menit
pertama atau 2 liter dalam 2 jam pertama dengan jarum ukuran 16 di ex. Atas
sebelah kanan. Setelah itu segera rujuk ibu ke Rumah Sakit (WHO, 2013: 95).
Sesampainya
di rumah sakit, segera lakukan uji silang darah dan lakukan persiapan
laparatomi. Saat laparatomi, lakukan explorasi kedua ovarium dan tuba fallopii.
Jika terjadi kerusakan berat pada tuba lakukan salpingektomi (eksisi bagian
tubayang mengandung hasil konsepsi). Jika terjadi kerusakan ringan pada tuba
usahakan melakukan salpingostomi untuk mempertahankan tuba (hasil konsepsi
dikeluarkan, tuba dipertahankan). Sebelum memulangkan pasien berikan konseling
untuk penggunaan kontrasepsi. Jadwalkan kunjungan ulang setelah 4 minggu. Atasi
anemia dengan pemberian tablet besi sulfat ferosus 60 mg perhari selama 6
bulan. (WHO, 2013: 95)
Setelah melakukan semua implementasi penulis melakukan evaluasi terhadap
Ny. C ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu. Hasil evaluasi tersebut adalah ibu tidak mengalami shock
hipofolemik.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan
apa yang penulis dapatkan dalam studi kasus dan pembahasan pada asuhan
kebidanan pada Ny C dengan kehamilan ektopik terganggu di BPM Ny B maka penulis
mampu mengambil kesimpulan yaitu:
1. Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan yang terjadi diluar uterus.
2. Asuhan
kebidanan pada Ny C dengan kehamilan ektopik terganggu dapat diterapkan melalui
pendekatan menejemen kebidanan menurut tujuh langkah Varney dengan baik.
a. Pengkajian
telah dapat dilaksanakan dengan mengumpulkan semua data menurut lembar format
yang telah tersedia melalui tekhnik wawancara dan observasi sistemik. Data
subjektif khususnya pada keluhan utama yaitu Ny C G1P0A0 hami 9 minggu dengan keluhan
ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan mengeluarkan flek-flek darah
berwarna coklat dari jalan lahir.
Data
objektif yaitu keadaan umum sedang kesadaran compopsmentis tekanan darah 100/70
mmHg nadi 88 x/menit respirasi 20 x/menit suhu 380C tinggi badan 157 cm berat badan sebelum
hamil 47 kg dan berat badan saat ini 48 kg, lila 23 cm, pemeriksaan genetalia
terlihat dan teraba kavum douglas menonjol dan nyeri tekan serta nyeri goyang
porsio dan pemeriksaan laboratorium Hb 10 gr%.
0 Response to "Makalah ASKEB Kegawatdaruratan pada KET"
Post a Comment